Kamis, 15 Desember 2016

Analisa Jurnal :“SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN PADA MANUSIA”

yang ditulis oleh : Hanif Al Fatta dan Sutopo Wibowo, Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta

Pendahuluan

Di Indonesia, penyakit telinga hidung dan tenggorokan termasuk penyakit yang umum. Namun, tidak banyak orang yang mengetahui gejala-gejalanya. Adanya teknologi sistem pakar diharapkan dapat membantu mendiagnosa penyakit ini dengan melihat ciri-ciri yang dialami oleh seseorang, sehingga dapat dipastikan apakah orang ini terkena penyakit telinga hidung tenggorokan.

Penelitian ini dibatasi hanya akan mendiagnosa penyakit tenggorokan. Sumber pengetahuan yang digunakan adalah melalui internet dan buku yang disusun oleh seorang pakar. Inferensi yang digunakan adalah pelacakan ke depan (forward chaining) dan penelitian ini tidak membahas faktor kepastian (certainty factor).

Pembahasan

1.Penyusunan Basis Pengetahuan

Dalam membuat suatu sistem pakar dibutuhkan basis pengetahuan dan mesin inferensi. Basis pengetahuan berisi faktor-faktor yang nantinya akan digunakan oleh sistem. Mesin inferensi berguna untuk menganalisa faktor-faktor yang diinput oleh user sehingga nantinya akan ditarik kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan yang ada.

Dalam penelitian ini, basis aturan direpresentasikan dalam bentuk “IF – THEN”, dimana gejala yang diinput pasien akan diseleksi sehingga akan dicapai suatu kesimpulan di akhir, yaitu jenis penyakit tenggorokan yang diderita. Jika ada lebih dari satu kondisi, maka kondisi tersebut akan dihubungkan oleh operator “AND”.

Nantinya user akan menginput gejala-gejala yang dirasakannya. Lalu sistem akan memberikan data output berupa data jenis penyakit, data terapi, dan juga pencegahannya.

Dalam menentukan saran terapi, basis aturannya juga direpresentasikan dalam bentuk “IF – THEN”. Saran terapi ditentukan setelah jenis penyakit telah didiagnosa. Maka dalam menentukan saran terapi, sistem akan menyeleksi jenis penyakitnya sehingga didapatkan saran terapi yang berkedudukan sebagai faktor.

1.Metode Inferensi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, metode inferensi yang digunakan adalah pelacakan ke depan atau forward chaining, yaitu dengan user memasukkan faktor-faktor ke dalam sistem yang nantinya akan diuji satu persatu dengan aturan-aturan yang sudah disimpan di dalam sistem yang pada akhirnya akan didapatkan satu kesimpulan forward chaining.

1.Perancangan Sistem

Perancangan sistem berhubungan dengan yang namanya Data Flow Diagram (DFD). DFD merupakan gambaran sistem secara logika yang menjelaskan user secara logika bagaimana fungsi-fungsi sistem informasi bekerja.
1.     Rancangan Data Flow Diagram

·        Data Flow Diagram Level 0
Dalam gambar tersebut, dapat kita lihat bahwa sistem berinteraksi dengan pakar dan user. Masukan dan keluaran sistem digambarkan dengan tanda panah. Seorang pakar/programmer akan memasukkan basis pengetahuan berupa gejala, penyakit, dan solusi pengendalian serta basis aturan ke dalam sistem. User akan memasukkan gejala-gejala penyakit yang dirasakan, lalu sistem akan menampilkan ouput berupa hasil analisis yang merupakan rincian gejala yang diderita, nama penyakit, dan solusi pengobatannya.

Data Flow Diagram Level 0

·         Data Flow Diagram Level 1
 Merupakan turunan dari DFD level 0 dimana berisi rincian aliran data atau proses yang akan diintegrasikan ke dalam sistem.

Data Flow Diagram Level 1

2.      Entity Relation Diagram (ERD)

Entity Relation Diagram
Pengetesan Sistem
Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengujian black box, yaitu pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsional software (perangkat lunak).

Pada pengujian ini diambil contoh fungsi untuk mewakili fungsi-fungsi yang ada, yaitu fungsi input data, edit data, dan hapus data penyakit.

1.Fungsi input data
Input data
2. Fungsi  ubah data
Edit data


Tampilan Edit Data

3. Fungsi Hapus Data

Sebelum dihapus


Setelah dihapus

Penutup

Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan ini mampu :

·        Memberi informasi mengenai penyakit yang diderita berdasarkan gejala-gejala yang diinput user
·        Memberi informasi mengenai terapi berdasarkan penyakit yang telah didiagnosa
·        Data yang sudah ada di dalam sistem dapat diubah/di update dan ditambah jika ada data yang baru

Daftar Pustaka

Hanif Al-Fatta, Sutopo Wibowo, 2010, Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan pada Manusia.

Diakses dari :