BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masalah
Auditing Teknologi Informasi muncul seiring dengan
pesat nya teknologi informasi. Dimana peranan computer dalam proses auditing
sangat penting. Bahkan sekarang ini mulai dari input, proses, dan output telah
banyak yang menggunakan computer atau sudah tidak manual lagi. Maka untuk itu
Sistem Teknologi Informasi sangat berperan penting untuk proses auditing Karena
akan mempercepat jalannnya pekerjaan yang sedang di lakukan dalam penanganan
kasus2 oleh para auditor. Didalam mempelajari Sistem Informasi Akuntansi
kita akan mempelajari juga mengenai Auditing Teknologi Informasi dimana, Audit
teknologi informasi / Information technology audit adalah bentuk pengawasan dan
pengendalian dari insfrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Hal ini
perlu untuk di pelajari karna dengan Auditing Teknologi Informasi kita dapat
melakukan pengawasan dan pengendalian teknologi informasi yang semakin
berkembang sangat cepat dan dengan adanya Auditing Teknologi Informasi dapat
memudahkan kita didalam mengambil keputusan yang akan di ambil. Auditing
Teknologi Informasi ini pada umumnya berguna untuk menjelaskan perbedaan dua
jenis aktivitas yang terkait dengan komputer. Salah satunya adalah
untuk menjelaskan proses mengkaji ulang dan mengevaluasi pengendalian internal
dalam sebuah sistem pemrosesan data elektronik.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa
pengertian Teknologi Informasi Auditing?
2. Sebutkan
konsep – konsep yang digunakan di dalam auditing teknologi informasi?
3. Sebutkan
tentang teknologi auditing Sebutkan tentang teknologi auditing sistem informasi?
4. Sebutkan
jenis-jenis teknologi informasi auditing
1.3 Tujuan
1. Untuk
menjelaskan pengertian dari teknologi informasi auditing
2. Untuk
menyebutkan konsep yang digunakan di dalam auditing teknologi informasi
3. Untuk
mengetahui teknologi auditing system informasi
4. Untuk
menyebutkan jenis-jenis dari auditing teknologi informasi
BAB 2
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Teknologi Informasi Auditing
Auditing teknologi informasi (information technology
audit adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi
informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan
bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan
pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mula istilah ini dikenal dengan
audit pemrosesan data elektronik dan sekarang audit teknologi informasi secara
umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan system
informasi dalam sebuah perusahaan. Istilah lain dari audit teknologi informasi
adalah audit computer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah asset system
informasi perusahaan telah bekerja secara efektif dan integrative dalam
mencapai target organisasinya.
2.2 Konsep
– Konsep Teknologi Informasi Auditing
Auditing system informasi atau audititing teknologi
informasi digunakan umumnya untuk menjelaskan perbedaan dua jenis aktivitas
yang terkait dengan computer. Seperti untuk menjelaskan proses mengkaji ulang
dan mengevaluasi pengendalian internal dalam sebuah system pemrosesan data
elektronik,perbedaan dari dua jenis aktivitas di atas diantaranya yaitu :
a. Auditing
melalui computer ( Auditing through the computer )
Untuk menerangkan proses penelaahan dan evaluasi
pengendalian intern dalam suatu system pemrosesan data elektronik, biasanya
dilakukan oleh auditor selama pengujian ketaatan ( compliance test )
b. Auditing
dengan computer ( Auditing with the computer )
Untuk menerangkan pemanfaatan computer oleh auditor
untuk melaksanakan beberapa pekerjaan audit yang tidak dilakukan secara manual.
Kebanyakan audit meliputi pengujian ketaatan dan
pengujian substantif. Maka kedua jenis
auditing ini dilakukan baik oleh auditor
intern maupun ekstern.
1. Struktur Audit
Laporan
Keuangan
Tujuan dan tanggung jawab utama auditor :
a. Auditor
ekstern : Menilai kewajaran laporan keuangan suatu
perusahaan, melayani para pemegang saham, pemerintah, dan masyarakat luas.
b. Auditor intern
: Melayani kebutuhan manajemen perusahaan, hasil pekerjaannya juga akan menjadi
bahan untuk penelaahan dan pekerjaan auditor ekstern pada saat mereka mengaudit
laporan keuangan perusahaan.
Audit secara umum dubagi menjadi 2 komponen dasar :
a. Audit
interim : Menetapkan tingkat keandalan system pengendalian intern,
biasanya diperlukan Pengujian Ketaatan untuk melihat eksistensi, efektivitas,
dan pengecekan kontinuitas kegiatan yang mengandalkan system pengendalian
intern.
b. Audit laporan
keuangan : Verifikasi langsung terhadap angka-angka laporan keuangan,
berdasarkan hasil pengujian pengendalian intern dalam audit interim yang
merupakan Pengujian Substantif.
2. Auditing
diseputar Komputer
Secara umum, system akuntansi mencakup masukan,
pemrosesan, dan keluaran. Dalam pendekatan sekitar-komputer ini pemrosesan
diabaikan, selain itu dokumen-dokumen sumber untuk masukan ke system dipilih
dan diikhtisarkan secara manual sehingga tidak dapat dibandingkan dengan
keluaran. Setelah batch-batchdiproses dalam system, total akan diakumulasikan
untuk menyajikan catatan yang diterima dan ditolak, koreksi-koreksinya, dan
penyampaian ulangnya.
Dengan adanya kemajuan teknologi, pendekatan
sekitar-komputer tidak lagi digunakan secara luas, pendekatan ini tidak banyak
digunakan, secara implisit mengasumsikan bahwa komputer tidak dapat digunakan
untuk mengubah catatan tanpa terdeteksi oleh prosedur-prosedur manual.
3. Auditing Melalui Komputer
Auditing melalui Komputer dapat didefinisikan
sebagai proses verifikasi atas pengendalian dalam sebuah sistem
terkomputerisasi. untuk verifikasi kelayakan pengendalian intern
dilakukan oleh auditor intern dan ekstern. Tujuan auditor ekstern biasanya diarahkan
untuk laporan keuangan. Sedangkan auditor Intern melakukan audit kelayakan
untuk memenuhi kebutuhan manajemen atau kebutuhan tertentu lainnya dalam
perusahaan.
4. Auditing
dengan Komputer
Auditing dengan komputer merupakan proses penggunaan
teknologi informasi dalam auditing. Teknologi informasi digunakan untuk
melaksanakan sejumlah pekerjaan audit yang dapat dilaksanakan pula secara
manual. Penggunaan teknologi informasi penting untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi auditing.
Manfaat potensial penggunaan teknologi system
informasi dalam audit meliputi :
a. Kertas
kerja yang dihasilkan computer umumnya lebih mudah dibaca dan lebih
konsisten. Kertas kerja semacam itu lebih mudah disimpan, diakses, dan
direvisi.
b.Waktu dapat
dihemat dengan cara mengeliminasi penelusuran, pengecekan silang,
dan kalkulasi penghitungan rutin lainnya.
c. Kalkulasi,
pembandingan, dan manipulasi data lainnya menjadi lebih akurat.
d. Kalkulasi
telaah analitis akan lebih efisien, dan lingkupnya dapat diperluas.
e. Informasi
proyek seperti anggaran waktu dan pemonitoran waktu actual dan jumlah
dianggarkan akan lebih mudah dihasilkan dan dianalisis.
f. Korespondensi
audit standar seperti kuesioner dan daftar periksa, surat proposal, dan
format-format laporan dapat disimpan dan dimodifikasi secara mudah.
g. Moral dan
produktivitas dapat ditingkatkan dengan mengurangi waktu untuk tugas-tugas
klerikal.
h. Peningkatan
efektivitas biaya dapat diperoleh dengan menggunakan kembali dan memperluas
aplikasi-aplikasi audit elektronik
untuk
audit peristiwa kemudian (
Subsequent audit ).
i. Mampu
meningkatkan Independensi personel sistem informasi.
2.3 Teknologi
Auditing Sistem Informasi
Teknologi Auditing Sistem Informasi telah berkembang
seiring perkembangan sistem komputer, walaupun tidak seluruhnya teknologi yang
digunakan untuk mengaudit. Hal ini merupakan masukan yang disajikan auditor
yang memuat data yang absah dan tidak absah. Secara historis, data uji
merupakan raihan pertama dalam audit melalui komputer. Meskipun tidak praktis
memberikan kemampuan untuk memahami logika rinci program komputer bagi auditor,
tetapi auditor akan dapat memahami spesifikasi umum dari sistem dan dapat memanfaatkan
hal tersebut untuk menentukan apakah sistem bekerja atau tidak.
a. Test
Data (Data Pengujian)
Data pengujian adalah input yang disiapkan oleh
auditor yang berisi baik input yang berisi data valid dan maupun tidak valid.
Data pengujian dapat digunakan untuk memverifikasi validasi input transaksi
rutin, pemrosesan logika, dan penghitungan rutin program-program komputer dan
untuk memverifikasi penggabungan perubahan-perubahan program.
Dengan melakukan data pengujian, program masa
ekonomis produksi reguler dapat digunakan, dan hal ini penting untuk memastikan
bahwa data pengujian tidak memengaruhi file-file yang disimpan oleh
sistem.
Data pengujian dapat dilakukan dengan membuat bentuk
input untuk uji transaksi fiktif atau dengan cara lainnya, dengan mengkaji
ulang data input aktual dan memilih beberapa transaksi riil untuk pemrosesan
sebagai data pengujian. Teknik lainnya yang jarang digunakan adalah menciptakan
data pngujian dengan menggunakan generator data pengujian yang secara khusus
didesain dengan program komputer untuk menciptakan data komprehensif
berdasarkan data input.
b. Integrated
Test Facility (Pendekatan Fasilitas Uji Terintegrasi)
ITF menggunakan baik data pengujian maupun
penciptaan record fiktif (vendor, karyawan) pada file master sebuah sistem
computer. ITF pada umumnya digunakan unuk mengaudit sistem aplikasi komputer
besar yang menggunakan teknologi pemrosesan real time.
c. Parallel
Simulation
Pemrosesan data riil melalui program audit.
Output disimulasikan dan dibandingkan dengan output regular demi tujuan
pengawasan. Simulasi parallel, pemrosesan redundan terhadap seluruh data input
dengan melakukan uji program terpisah, mengizinkan validasi komprehensif dan
sangat tepat dilaksanakan pada transaksi penting yang memerlukan audit 100%.
Program audit yang digunakan dalam simulasi paralel biasanya merupakan jenis
program audit umum yang memproses data dan menghasilkan output yang identik
dengan program yang sedang diaudit.
d. Audit
software
Program computer yang memungkinkan computer
digunakan sebagai alat auditing. Perangkat lunak yang konvensional seperti
program penggunaan sistem, program pemunculan kembali informasi, atau bahasa
program tingkat tinggi (COBOL) dapat digunakan untuk kegiatan audit ini.
e. Generalized
Audit Software (Perangat Lunak Audit)
GAS adalah perangkat lunak audit yang secara khusus
didesain untuk memungkinkan auditor melakukan fungsi pemrosesan data audit yang
terkait. GAS didesain untuk memungkinkan auditor dengan keahlian komputer yang
tidak terlalu canggih untuk menjalankan audit yang terkait dengan fungsi-fungsi
pemrosesan data. Paket-paket tersebut dapat menjalankan beberapa tugas tertentu
seperti menyeleksi data sampel dari file-file, memeriksa perhitungan, dan
mencari file-file untuk item-item yang tidak biasa.
f. PC
Software
Perangkat lunak yang memungkinkan auditor
menggunakan sebuah PC untuk melakukan tugas tugas audit. Paket PC software
general purpose seperti perangkat lunak pengolah kata dan spreadsheet telah
memiliki banyak aplikasi audit.
ACL, yang dipublikasikan oleh ACL software adalah salah satu contoh perangkat
lunak audit. Perangkat lunak ini memungkinkan auditor untuk menghubungkan
sebuah PC dengan mainframe atau PC klien dan kemudian mengekstrak dan
menganalisis data.
g. Embedded Audit
Routine (Kagiatan Audit Terprogram)
Rutinitas auditing khusus dimasukkan dalam program
computer regular sehingga data transaksi dapat dijadikan subjek analisis audit.
Kriteria audit untuk menyeleksi dan mencatat transaksi dengan modul-modul
embedded (dilekatkan) harus disediakan oleh auditor. Dalam pendekatan yang
disebut system control audit review file (SCARF), pengujian-pengujian terhadap
edit-program yang ditentukan auditor untuk membatasi atau menentukan kelayakan,
dimasukkan dalam program saat pertama kali program dikembangkan.
Embedded audit routine adalah sebuah teknologi audit
yang meliputi modifikasi program-program komputer demi tujuan audit. Hal ini
dicapai dengan membangun rutin auditing khusus kedalam program produksi reguler
sehinggga data transaksi atau beberapa subbagian darinya dapat dijadikan subjek
bagi analisis audit. Salah satu teknik tersebut diberinama embedded audit data
collection. Teknik ini menggunakan satu atau lebih modul-modul yang diprogram
khusus yang dilekatkan (embedded) sebagai in-line code dalam kode program
reguler untuk menyeleksi dan mencatat data untuk analisis dan evaluasi
berikutnya. Penggunaan in-line code berarti bahwa program aplikasi menjalankan
fungsi pengumpulan data audit bersamaan dengan program tersebut memproses data
untuk tujuan produksi normal.
Kriteria audit untuk menyeleksi dan mencatat
transaksi dengan modul-modul embedded (dilekatkan) harus disediakan oleh
auditor. Hal ini dilakukan dalam banyak cara. Dalam pendekatan yang disebut
system control audit review file (SCARF), pengujian-pengujian terhadap
edit-program yang ditentukan auditor untuk membatasi atau menentukan kelayakan,
dimasukan dalam program saat pertama kali program dikembangkan. Tujuan
pendekatan ini adalah untuk menghasilkan sebuah sampel statistik transaksi
untuk audit selanjutnya. Pendekatan ini disebut Sample Audit Review File
(SARF).
h. Extended
Record (Catatan Diperluas)
Extended record adalah modifikasi program komputer
untuk menyediakan sebuah rute audit secara komperhensif untuk
transaksi-transaksi tertentu dengan cara mengumpulkannya dalam satu data
tambahan extended record yang berkaitan dengan pemrosesan, yang biasanya tidak
dikumpulkan.
Dengan teknik extended record, transaksi-transaksi khusus akan dipatok pada
suatu tempat, dan langkah-langkah proses yang mengganggu yang biasanya tidak
disimpan dan ditambahkan pada extended record, yang memungkinkan rute audit
direkontruksi untuk transaksi-transaksi tersebut. Extended record berisi data
dari seluruh program aplikasi yang terpisah, namun mampu memproses sebuah
transaksi dan menyediakan sebuah rute audit yang lengkap. Transaksi-transaksi
tersebut dapat diidentifikasi dengan kode-kode khusus, disleksi secara acak,
atau dipilih sebagai eksepsi atas uji edit.
i. Snapshot
Snapshot adalah upaya untuk menyediakan gambaran
komprehensif terhadap proses kerja sebuah program pada suatu titk waktu
tertentu. Snapshot merupakan teknik program-debugging yang umum dikenal.
Snapshot merupakan penambahan kode program yang menyebapkan program mampu
mencetak isi area memori tertentu pada saat dan selama proses, ketika kode
snapshot tersebut dijalankan. Snapshot dan extended record merupakan teknologi
yang sangat mirip, dengan snapshot mampu menghasilkan sebuah rute audit dan
extended record mampu menggabungkan data snapshot dalam extended record, dan
bukan dalam bentuk hard copy.
j. Tracing (Penjejakan)
Tracing adalah teknik audit lainnya yang berasal
dari program bantu debugging. Penelusuran (tracing) sebuah eksekusi program
menyediakan rute rinci audit atas intruksi-intruksi yang dijalankan selama
pengoprasian program. Tracing biasanya dijalankan dengan menggunakan sebuah
pilihan dalam bahasa kode sumber program (seperti COBOL). Rute audit yang
disediakan oleh tracing tergantung pada paket tracing tertentu. Bahasa-bahasa
program tingkat tinggi ditelusuri pada tingkat sumber laporan, dan
bahasa-bahasa program tingkat yang lebih rendah ditelusuri pada tingkat yang
lebih rinci.
Demi kepentingan audit, tracing dapat digunakan untuk memverifikasi bahwa
pengendalian internal dalam sebuah program aplikasi dapat dieksekusi ketika
program tersebut memproses data pengujian. Tracing juga dapat mengindikasikan
bagian-bagian dalam kode program yang tidak dieksekusi, yaitu situasi yang
didalamnya beberapa kejadian telah menghasilkan temuan ketidak tepatan atau
modifikasi yang tidak diotorisasi pada sebuah program.
Seluruh teknik embedded audit routin membutuhkan
keahlian teknik yang tinggi ketika teknik-teknik tersebut untuk pertama kalinya
ditetapkan, dan diperlukan pula pengetahuan yang memadai untuk menggunakan
teknik-teknik tersebut dengan efektif. Teknik-teknik tersebut menjadi jauh
lebih mudah diimplementasikan ketika sebuah program dan file-file untuk sebuah
aplikasi desain, dan bukan setelah sistem beroprasi. Tingkat idenpendensi yang
tetap dapat dipertahankan/dijaga oleh auditor sementara pengembangan
sistem-sistem tersebut sangat tergantung pada tingkat keahlian teknis yang
mereka miliki. Bahkan ketika auditor memiliki tingkat keahlian teknis yang
tinggi, pengembangan masih tetap membutuhkan sebuah kerja sama yang baik antara
auditor dan personel sistem.
k. Dokumen
Tinjauan Sistem
Dokumen tinjauan sistem, seperti deskripsi naratif,
flowchart dan daftar program, mungkin merupakan teknik auditing sistem
informasi yang paling tua dan masih tetap digunakan secara luas. Pendekatan ini
akan cocok khususnya pada audit tahap awal sebagai persiapan untuk seleksi dan
penggunaan teknologi audit langsung lainnya.
Jenis kajian ulang lainnya pun memungkinkan. Seorang
auditor dapat meminta personal omputer untuk melakukan “dump” terhadap sebuah
file komputer, yaitu menyediakan bagi auditor sebuah daftar lengkap isi file.
Atau, auditor dapat meminta dump daftar bahasa bahasa sumber program. Daftar
ini dapat di kaji ulang oleh auditor. Program dapat dicek langsung ( desk
checked )oleh auditor.dalam pengecekan langsung , auditor secara manual
memproses data uji atau riil melalui logika program. Flowchat program dapat dikaji
ulang dalam cara yang sama. Kaji ulang sebuah program yang lebih canggih dapat
dilakukan dengan meminta sebuah dump atas kode objek, yaitu versi bahasa –mesin
sebuh program. Jenis lain proses dokumentasi yang dapat di uji adalah
pengoprasian dokumentasi yang dilakukan oleh banyak sitem komputer sebagai
bagian rutin operasi. Rutinitas tersebut meliputi pengumpulan dan meringkas
statistik-statistik yang berkaitan dengan dengan penggunaan sumberdaya program.
Dan tentu saja, statistik itu sangat penting bagi auditor karena ia menunjukan
bagaimana seseorang pengguna sistem, dan menunjukan pula kapan dan dan sumber
daya serta program apa saja yang terlibat di dalamnya.
l. Flowchart
Pengendalian
Dalam banyak kasus, dokumentasi khusus untuk
kepentingan auditing dikaji ulang dan dikembangkan untuk menunjukan sifat dasar
pengendalian aplikasi dalam sebuah sistem. Dokumen ini disebut Flowchart
pengendalian. Flowchart analitik, Flowchart sistem, dan teknik grafis lainnya
digunakan untuk menggambarkan berbagai pengendalian dalam sebuah sistem.
Keunggulan utama Flowchart adalah mudah dipahami oeh auditor, pengguna, dan
personal komputer sehingga dapat memfasilitasi komunikasi antar pihak yang
berbeda.
m. Mapping ( Pemetaan)
Bukti audit yang lebih bersifat langsung yang
berkaitn dengan program dapat diperoleh dengan memonitor pengoperasian sebuah
program dengan paket pengukuran perangkat lunak khusus. Perangat lunak khusus
ini digunakan untuk memonitor eksekusi sebuah program yang dilakukan dengan
menghitung berapa kali setiap pernyataan dalam tiap program dieksekusi dan
dengan memberikan ringkasan statistik yang berkaitan dengan penggunaan sumber
daya. Walaupun paket pengukuran perangkat lunak dapat memastikan bahwa
langkah-langkah program tertentu telah dijalankan, tetapi ia tidak dapat
memastikan bahwa eksekusi yang dijalankan yang dijalankan telah sesuai urutan
yang tepat.
Pemetaan dapat digunakan secara efektif bersama-sama dengan teknik data pengujian.
Eksekusi sebuah program dengan data pengujian sebagai input dapat dijadikan
sebuah pemetaan. Evaluasi output pemeantauan perangkat lunak dapat
mengindikasikan seberapa luas input menguji pernyataan-pernyataan program
individual.
2.4 Jenis –
Jenis Teknologi Informasi Auditing
1. Pendekatan
Umum Terhadap Audit Sistem Informasi
Sebagian besar pendekatan terhadap audit mengikuti
tiga tahapan :
a. Telaahan
dan evaluasi awal
Menentukan tindakan-tindakan yang akan dillakukan
dalam audit yang mencakup keputusan-keputusan yang berkaitan dengan area-area
tertentu yang di investigasi, penugasan bagi staf audit, teknologi audit yang
akan digunakan, dan pembuatan anggaran waktu dan / biaya untuk audit.
Sumber daya audit biasanya terbatas, jadu umumnya
tidak mungkin melakukan audit atas setiap aplikasi setiap tahun.
Aplikasi-aplikasi yang mengandung kemungkinan penggelapan atau
kekelirian-kekeliruan keuangan biasanya menjadi target suatu audit.
b. Telaahan dan
evaluasi rinci
Dalam tahap audit ini, sasaran difokuskan pada
temuan-temuan yang dipilih dalam audit.
c. Pengujian
Tahap pengujian dalam audit menghasilkan bukti
ketaatan terhadap prosedur-prosedur.pengujuan dilakukan untuk memberikan
jaminan memadai bahwa pengendalian intern ada dan bekerja sesuai dengan yang
dinyatakan dalam dokumentasi sistem.
2. Audit Aplikasi
Sistem Informasi
Pengendalian-pengendalian Aplikasi debagi menjadi
tiga area umum, masukan, pemrosesan, pengeluaran. Audit aplikasi-aplikasi
sistem informasi umumnya mencakup penelaahan pengendalian dalam tiga area
tersebut.
3. Audit
Pengembangan Sistem Aplikasi
Tiga area umumdalam audit yang berkaitan dengan
proses pengembangan sistemadalah standar-standar pengembangan sistem, manajemen
proyek, dan pengendalian pengubahan program.
Standar-standar pengembangan sistem, merupakan
dokumentasi yang menjadi panduan perancangan, pengembangan, dan implementasi
sistem aplikasi. Keberadaan standar-standar pengembangan sistem merupakan
pengendalian umum utama dalam sistem audit.
Manajemen proyek, untuk mengukur dan mengendalikan
perkembangan selama pengembangan sistem aplikasi. Manajemen proyek meliputi
proyek dan penyeliaan proyek. Perencanaan proyekmerupakan pernyataan formal
mengenai rencana-rencana kerja rinci dalam proyek. Penyeliaan proyek memonitor
pelaksanaan aktifitas-aktifitas proyek.
Pengendalian pengubahan program, berkaitan dengan
pemeliharaan program-program aplikasi. Tujuan pengendalian-pengendalian
tersebut adalah untuk mencegah pengubahan yang tidak sah dan bersifat
penggelapan terhadap program-program yang telah di uji dan di terima.
4. Audit atas
Pusat layanan Komputer
Audit atas pusat layanan komputer
dilakukan sebelum setiap audit atas aplikasi dilakukan guna meyakinkan
integritas umum lingkungan dimana aplikasi akan di fungsikan.
Pengendalian-pengendalian umum atas operasi komputer juga membantu menjamin
tidak adanya interupsi atas sumberdaya-sumberdaya pusat layanan komputer.
Audit akan dilakukan terhadap beberapa area. Salah
satu area berkaitan dengan pengendalian-pengendalian lingkungan. Sistem-sistem
mainframe yang berkaitan dengan pusat-pusat layanan komputerbesar umumnya
memiliki persyaratan-persyaratan temperatur dan kelmbaban khusus yang
membutuhkan penyejuk ruangan. Area lain adalah keamanan secara fisik atas
pusat-pusat yang bersangkutan.
Rencana pemulihan bencana di pusat-pusat tanggung
jawab harus ditelaah. Rencana pemulihan bencana harus mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan misalnya pernyataan tanggung jawab manajemen yang menyatakan
siapa yang bertanggung jawab atas kejadian bencana, rencana-rencana tindakan
darurat, penyediaan fasilitas dan pendukung data, pengendalian-pengendalian
proses pemulihan.
Pengendalian-pengendalian manajemen atas operasi
pusat layanan komputer juga merupakan area yang diperhatikan. Area ini juga
mencakup teknik-teknik yang digunakan untuk menganggarkan faktor-faktor beban
peralatan, statistik pemanfaatan protek, dan persyaratan-persyaratan anggaran
dan rencana penetapan staf, dan rencana perolehan peralatan.
Pengujian ketaatan yang akan digunakan dalam seluruh
area audit tersebut adalah telaahan atas bukti-bukti tang didokumentasikan;
wawancara dengan pemakai, manajemen, dan karyawandepartemen sistem; observasi
langsung; dan tanya-jawab.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah audit sistem informasi digunakan secara umum
untuk menggambarkan dua jenis aktivitas yang berbeda yang terkait dengan
komputer. Salah satu penggunaan istilah ini adalah untuk menggambarkan proses
pengkajian ulang dan pengevaluasian pengendalian internal dalam sistem
pemrosesan data eektronik. Jenis kegiatan ini digambarkan sebagai auditing
melalui komputer. Penggunaan umum lainnya adalah untuk menggambarkan penggunaan
komputer oleh seorang auditor untuk melakukan beberapa pekerjaan audit yang
biasanya akan dikerjakan secara manual. Jenis aktivitas ini digambarkan sebagai
auditing dengan komputer.
Teknologi audit sistem informasi telah berkembang
seiring perkembangan sistem komputer. Namun demikian, tidak terdapat teknologi
auditing secar keseluruhan. Sebaliknya, terdapat beberapa teknologi yang dapat
digunakan dengan cukup baik untuk mencapai tujuan audit. Tekologi yang
didiskusikan dalam bab ini antara lain adalah data pengujian, fasilitas uji
terintegrasi (ITF), simulasi paralel, dan perangkat lunak audit secara umum.
Teknologi-teknologi audit sistem informasi berbada satu sama lain, demikian juga
keahlian teknis yang diperlukan untuk menggunakan teknologi-teknologi tersebut.
Beberapa teknologi terkait erat dengan biaya yang cukup signifikan untuk
diimplementasikan.
Pendekatan-pendekatan untuk sebuah audit sistem informasi mengikuti babarapa
variasi sebuah struktur tiga-tahap. Tahap-tahap tersebut adalah kaji ulang dan
evaluasi awal bidang yang akan diaudit, kaji ulang dan evaluasi terperinci, dan
pengujian. Terdapat tiga jenis audit sistem informasi, yaitu audit sistem
informasi, audit pengembangan sistem aplikasi, dan audit pusat layanan
komputer.
DAFTAR PUSTAKA
Hartatidewi3.blogspot.com/2014/05/auditing.teknologi.informasi.html
Id.netlog.com/miemaya/blog
https://dodyperdanaputra.wordpress.com/2014/12/29/teknologi.informasi.auditing